Test Footer 2

Kamis, 01 November 2012

Metode Percobaan

Metode Percobaan (Experimantal Method)

Pengertian Metode Percoban (Experimental Method)
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal . Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanan yang berisi tentang rangkaian yang didesain untuk mencapai pendidikan tertentu, J.R. David, ( Sanjaya, 2006).
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari, mengalami suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mecoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Sedangkan menurut Roestiyah (2001:80) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaanya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Menurut Schoenherr, ( Palendeng, 2003 ) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesaempatan untuk menyusun sendiri konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan   alam kehidupanya. Dalan metode eksperimen, guru dapat mengembangkan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih keterampilan proses agar  memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang diperoleh secara langsung dapat tertanam dalam ingatanya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.
1. Tujuan dan Esensi Metode Percobaan (Experimental Method)
Penggunaan metode percobaan ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa mampu dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan yang dihadapi dengan melakukan percobaan sendiri. Selain itu siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah, dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dan teori sesuatu yang sedang di pelajari. Esensi dari penggunaan metode eksperimen yakni menyajikan bahan pelajaran melalui percobaan serta mengamati suatu proses. Pengalaman belajar yang akan diperoleh adalah menguji sesuatu, menguji hipotesis, menemukan hasil percobaan dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa. Agar penggunaan metode eksperimen ini efesien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Dalam eksperimen setiap siswa harus melakukan percobaan, maka jumlah alat dan bahan harus cukup bagi setiap siswa.
b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau hasilnya tidak membahayakn maka kondisi alay dan mutu  bahan yang digunakan harus baik dan bersih.
c. Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses perubahan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama.
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yan jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungan oleh guru dalam memilih objek yang akan dieksperimenkan.
2. Prosedur pelaksanaan eksperimen
Roestiyah (2001: 81) bahwa pelaksanaan metode eksperimen adalah sebagai berikut:
a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
b) Memberikan penjelasan kepada siswa tentang alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempuranaan jalannya eksperimen.
d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau Tanya jawab.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan atau dipersiapkan guru dalam eksperimen
Menurut E. Mulyasa (2007) hal-hal yang harus dipersiapkan guru dalam melakukan eksperimen adalah:
a) Tetapkan tujuan eksperimen
b) Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
c) Persiapkan tempat melakukan eksperimen
d) Perhitungkan jumlah siswa, sesuai dengan alat yang tersedia
e) Perhatikan keamanan dan keselamatan agar dapat memperkecil resiko yang mungkin berbahaya perhatikan disiplin dan tata terstib, terutama dalam menjaga alat dan bahan yang digunakan
f) Berikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatiakan, tahapan yang harus dilakukan, dan yang dilarang.
 Batas-batas kemungkinan pemakaian metode eksperimen
- Kurangnya persiapan dan pengalaman pada diri guru menimbulkan kesulitan di dalam pelaksanaan eksperimen.
- Jika eksperimen memerlukan waktu yang cukup panjang, guru dituntut keseksamaan dalam menentukan alokasi waktu untuk setiap pelajaran tetap dapat berjalan dengan baik.
- Jika alat-alat tidak cukup mengakibatkan tidak semua siswa mendapat kesempatan untuk mengadakan eksperimen, Subari (1988: 87).
 4. Tahap-tahap Pelaksanaan Eksperimen
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng, (2003) meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari.
2. Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
3. Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatan.
4. Verifikasi, egiatan untuk membuktikan kebenaran dan dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok . siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
5. Aplikasi konsep setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.
6. Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahanan konsep dapat diketahui apabila siswa mampuh mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh dan menerapkan konsep yang terkait dengan pokok bahasan.
Kelebihan dan kekurangan metode eksperimen menurut Djamarah (2002),
Kelebihannya adalah :
a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobannya.
b. Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dan hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
 
Kekurangannya adalah :
a. Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sainis dan teknologi.
b. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadang mahal.
c. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
d. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan dan pengendalian.
 5. Prinsip-prinsip Pengajaran Eksperimen
Metode Eksperimen sangat khas untuk membelajarkan perinsip atau generalisasi hubungan dua variable, yaitu variabel bebas dan variabel terkait. Sehubungan dengan penjelasan ini, metode eksperimen dapat dibagi menjadi eksperimen sederhana, ekserimen terkontrol, dan eksperimen berujung terbuka (openendedeksperimen ), Thurber dan Collet, (Irawan Jaya). Dengan adanya pembagian ini, guru tidak perlu khawatir bahwa pelaksanaan eksperimen di kelas sains yang menggunakan TIK akan memakan waktu banyak, pelaksanaannya rumit dan adanya kesulitan yang lain.
a. Eksperimen Sederhana
Banyak masalah IPA yang dapat dipecahkan dengan eksperimen sederhana, sehingga tidak memerlukan tahap-tahap pekerjaan yang terpisah untuk menyelesaikannya. Langkah dan eksperimen sederhana itu adalah:
1). Pengajuan masalah
2). Pelaksanaan percobaan untuk pengamatan masalah
3). Pengambilan kesimpulan.
Dalam eksperimen ini perlu dilakukan pengontrolan terhadap variabelvariabel bebas yang tidak dipelajari, karena pengaruhnya terhadap variabel terikat dapat diabaikan atau memang tidak ada variabel lain yang berpengaruh kacuali variabel yang sedang dipelajari.Sebagai contoh, masalah yang akan dipecahkan adalah: “apakah tepung beras mengamdung amilum?” masalah itu cukup di pecahkan dengan percobaan, yang dilakukan dengan meneteskan larutan YKY (Yodium) pada tepung beras, kemudian mengamati bahwa zat tersebut berubah warna biru. Untuk mengambil kesimpulan, siswa cukup mengambil kesimpulan bahwa tepung beras mengandung amilum berdasarkan perubahan warna yodium menjadi biru.
b. Eksperimen Terkontrol
Hubunhgan antara suatu variabel bebas dan variabel terikat dalam fenomenafenomena alam banyak yang tidak dapat diamati karena adanya variabel lain yang berpengaruh terhadap variabel terikat yang diamati. Misalnya, pada suatu tanaman pot baru yang tanahnya diberi urea, pertumbuhannya subur, tetapi tidak dapat disimpulkan begitu saja bahwa yang menyebabkan subur adala zat urea, karena orang berfikir bahwa factor lain juga dapat berpengaruh. Hubungan antara variabel-variabel seperti itu dapat diajarkan kepada siswa dengan metode eksperimen terkontrol. Dalam metode ini dibuat eksperimen dengan menggunakan dua kelompok tanaman pot yag medium tanahnya sama, tetapi pada satu kelompok tanaman tanah diberi pupuk urea. sementara kelompok tanaman yang lain tidak diberi urea. Dalam pelaksanaan metode eksperimen terkontrol, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:
1). Pengajuan masalah
2). Pengajuan hipotesis
3).Pengontrolan variabel (membuat perlakuan variabel bebas dan mengendalikan varabel terkontrol
4). Pelaksanaan eksperimen
5). Pengolahan data
6). Pengambilan kesimpulan
Dalam metode eksperimen terkontrol kesimpulan yang dibuat bersifat tertutup, artinya kesimpulan itu merupakan jawaban yang pasti (tidak perlu dipertanyakan kebenarannya, atau tidak mengundang munculnya masalah baru). Sejalan degan pendekatan eksperimen ada keterkaitan pula antara pendekatan eksperimen dengan pendekatan proses. Dapat dikatakan bahwa pendekatan eksperimen adalah bagian dari keterampilan proses. Para ahli IPA dalam menanyakan, memeriksa, menyelidiki suatu objek atau gejala alam untuk memcahkan masalah, menemukan konsep, atau perinsip melalui proses-proses tertentu antara lain  : mengamati, mengklasifikasi, merumuskan hipotesis dan melakukan eksperimen.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More